Selasa, 16 Desember 2014

Jenis - Jenis Batik Nusantara

Tahukah Anda, jika kita bicara tentang batik Indonesia, maka sebenarnya kita membicarakan sejarah. Sebab ada banyak sekali jenis dan ragam corak batik Nusantara. Bahkan setiap daerah penghasil batik, biasanya memiliki torehan coraknya sendiri, yang tak bisa ditiru pengrajin batik lain. Sesuatu yang justru membuat lukisan batik kita semakin kaya. Dan berikut, adalah beberapa jenis batik yang dimiliki Indonesia: 

Batik Purbalingga

Batik yang berasal dari 
Jawa Tengah ini, memiliki ciri khas di proses pewarnaannya yang menggunakan bahan alami. Caranya dengan mencelup canting ke larutan kayu mahoni dan jantung pisang. Beda dengan batik lain, Batik Purbalingga punya warnya agak gelap, kalau tidak hitam maka 
cokelat, meskipun warna yang lain tetap ada.

    

Batik Madura

Jika ingin mendapatkannya, ada baiknya Anda jalan-jalan ke Pamekasan. Jika dilihat dari sisi motif maka batik jenis ini boleh diadu, karena coraknya ada banyak sekali. Meski lebih sering mengedepankan batik dengan warna cerah, batik Madura yang gelap juga diminati pasar. Bagi kolektor batik, rasanya belum lengkap jika di lemari belum terpajang batik Madura. 



Batik Pekalongan

Kekuatan batik ini ada pada motifnya yang terkesan bebas, meskipun 
faktor keindahan tetap dijaga. Di antara batik yang lain, bisa dikatakan jenis batik ini yang paling populer. Hal itu menyebabkan Pekalongan digadang-gadang sebagai lokasi penghasil batik terbesar. Teknik yang digunakan Batik pekalongan adalah mesin, tulis, dan cap. Meski berbeda hasil, namun ketiganya memiliki keunggulannya sendiri.




Batik Keraton

Jika batik lain mementingkan warna dan corak, maka batik jenis ini mementingkan makna dari lukisan yang dibuat. Batik keraton yang terkenal adalah dari Parang Barong dan Parang Rusak. Konon, batik jenis ini dulunya hanya dibuat oleh seorang puteri, sehingga orang yang mengenakannya jelas bukan orang sembarangan. 


Batik Cirebon

Tak afdol kalau pergi ke Cirebon tak pulang membawa oleh-oleh batiknya. Motif yang paling terkenal adalah awan yang menggumpal. Oleh penduduk setempat, batik Cirebon dikategorikan sebagai jenis batik pesisir, karena kepopulerannya dimulai dari wilayah Utara Jawa. Saking tenarnya batik ini, sampai Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mendaftarkan motif batik Megamendung ke UNESCO guna  mendapat pengakuan sebagai warisan dunia.



Batik Indramayu

Nah kalau yang ini, kolaborasi budaya Jawa dan Sunda. Sering dipanggil Batik Dermayon, yang lukisannya banyak mengisahkan kekayaan laut. Batik Indramayu banyak dicari karena motifnya yang dikenal simpel dan tidak terlalu banyak corak. Sebagian, memiliki motif flora-fauna sementara lainnya berbentuk gambar bebas. Menurut Wikipedia, Batik Indramayu memiliki banyak pengaruh dari China, sesuatu yang membuat tampilannya lebih menarik.



Batik Betawi

Meski punya motif yang bagus, sayangnya belum terlalu banyak orang tahu kalau abang-none Betawi terkadang juga memakai batik ciri daerahnya. Corak batik tanah Bang Jampang, kebanyakan memiliki motif Buketan, Lokchan, atau Pucuk Rebung. ?Warna batik Betawi juga biasanya muncul dengan warna cerah, serta motif yang diambil dari nilai-nilai budaya masyarakat. Misalnya Ciluwung atau Ondel-ondel, sesuatu yang langsung membuat orang teringat Betawi begitu melihatnya.



Batik Rembang

Terinspirasi dari pengaruh budaya Arab, China, Jawa, India, dan Eropa, batik Rembang mampu muncul sebagai pemain besar di kelasnya. Membedakan batik Rembang dengan batik lainnya mudah, karena ia memiliki ciri pada warna merah yang mencolok. Bicara Batik Rembang maka kita harus membicarakan Batik Lasem. Nama Lasem muncul dari sebuah Kecamatan di Rembang, Jawa Tengah. ?Batik Lasem konon sudah ada sejak lama, diperkirakan semenjak 1413. Jadi wajar kiranya kalau dibanding batik lain, ia mampu muncul sebagai pakaian Nusantara yang lebih matang dari sisi tampilan.  




Batik Surakarta

Ciri khas batik ini punya warna kuning dan sering digunakan dalam upacara-upacara keraton Solo. Batik Surakarta mendapat inspirasi kuat dari motif klasik Mataram, dan mampu memberi goresan warna berbeda.




Batik Provinsi Yogyakarta

Warna batik Yogya dominan warna alam dan cenderung gelap. Ada dua macam warna latar kain batik

Yogyakarta, yaitu hitam dan putih (mori). Warna ragam hias pada batik Yogyakarta umumnya putih, biru tua kehitaman, dan coklat soga. Sementara itu, sered atau pinggiran kain diusahakan tidak kemasukan soga atau pewarna. Oleh sebab itu, pinggiran batik Yogyakarta berwarna kain latar.





Batik Papua

Motif yang terdapat pada batik Papua pun berbeda dengan motif batik Jawa atau daerah lainnya. Umumnya, kain dan motif batik Papua berwarna gelap, tapi tidak sedikit pula yang berwarna cerah. Motif dan coraknya pun beragam dan memiliki kekhasan Papua, seperti burung cendrawasih, alat musik tifa, hingga ukiran kayu.





Tips dan Trik Mencuci Batik

Cara Mencuci Batik
Mencuci batik tidak seperti mencuci pakaian biasa. Ini karena karakteristik dan proses pembuatan batik serta bahan yg digunakan tidaklah seperti pakaian biasa. Untuk itulah, anda harus sedikit lebih hati-hati dalam mencuci batik karena salah-salah anda bisa melunturkan batik serta membuat pewarnaan alaminya menjadi buram dan rusak.
Tehnik Mencuci Batik: Menggunakan Sabun Lerak
Persiapan:
A. Siapkan sabun lerak. Lerak bisa anda dapatkan di toko bahan laundry atau toko batik.
B. Siapkan ember untuk perendaman.
C. Hanger untuk menjemur.
Cara mengerjakannya: adalah dengan tehnik ‘handwash‘ atau cuci dengan tangan bukan dengan mesin cuci.
Masukan Sabun Lerak secukupnya kedalam ember yg telah diisi air 2-3 Liter air (untuk kapasitas mencuci perpiece/perpotong).
Rendam batik kedalam larutan sabun Lerak sekitar 15-30 menit.
Saat mencuci, batik jangan dikucek atau diperas, cukup dengan diangkat-celup saja. Untuk bagian yg terlihat kotor seperti kerah, gunakan jari anda untuk menggosok-gosokan secara lembut bagian tersebut agar kotorannya hilang.
Bilas batik dengan cara merendam ke dalam air bersih sekitar 5 menit dengan cara diangkat-celup juga, jangan pakai softener, cukup dengan air bersih.
Setelah selesai membilas, angkat batik dan serap airnya dengan handuk sambil diremas-remas lembut. Jangan memeras batik karena dapat menghancurkan serat dan merusak bentuknya.
Pasang batik di hanger lalu jemur di tempat teduh, jangan terkena sinar matahari langsung.
Setelah batik kering, jangan menyetrikanya dengan setrika biasa, gunakanlah hand steamer untuk melicinkan dan merapikannya.
Finishing: Taburkan bunga melati disekelilingnya atau semprot dengan parfum beraroma melati agar terkesan natural dan eksotis.
Begitulah kira-kira cara mencuci batik yang baik. Tehnik ini adalah cara tradisional yg telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak dulu batik diciptakan dan terbukti paling bagus untuk merawat batik.
Perhatian: Tips untuk dihindari dalam mencuci batik

Jangan mencuci Batik dengan Mesin Cuci.
Jangan mencuci Batik dengan Deterjen.
Jangan membilas Batik dengan Softener/Pelembut.
Jangan memperlakukan batik dengan kasar seperti mengucek, memeras atau menggunakan brush.
Jangan menjemur batik dibawah sinar matahari.
Jangan menggunakan setrika tangan untuk merapikan batik karena panasnya dapat merusak serat dan tinta.